Rabu, 13 Agustus 2014

Kota "TAHU" Kediri

Secara geografis wilayah Kota Kediri terletak diantara 111º15´ – 112º03´ Bujur Timur  dan  7º45´ – 7º55´ Lintang Selatan, terbelah oleh Sungai Brantas yang mengalir sepanjang 7 Km dari selatan ke utara menjadi dua wilayah yaitu barat sungai dan timur sungai. Secara administratif, Kota Kediri terbagi menjadi 3 kecamatan dan 46  kelurahan, yang pada tahun 2011 terdiri dari 85 lingkungan, 319 RW dan 1.417 RT.  Wilayah Kecamatan Kota meliputi 17 Kelurahan, 20 lingkungan, 99 RW dan 473 RT. Kecamatan Pesantren meliputi 15 Kelurahan, 29 lingkungan, 124 RW, dan 492 RT dan Kecamatan Mojoroto meliputi 14 Kelurahan, 36 lingkungan, 96 RW dan 452 RT.Wilayah barat sungai secara keseluruhan termasuk dalam wilayah Kecamatan Mojoroto dengan luas wilayah 24,60 km2, dan timur sungai sebagian termasuk dalam wilayah Kecamatan Kota dan Kecamatan Pesantren masing-masing dengan luas wilayah 14,90 km2 dan 23,90 km2.

BUDAYA :
Ragam kesenian di Kabupaten Kediri tentunya tidak lepas dari sejarah kerajaan Kediri.Beberapa kesenian khas daerah yang dapat dinikmati wisatawan antara lain Seni Jaranan, kethek ogleng dll.

Jaranan
          Kesenian Jaranan menyuguhkan berbagai atraksi menarik yang kadang mampu membangkitkan rasa takjub.Atraksi gerak pemain dengan diiringi tabuhan gamelan serta sesekali diselingi unsur magis menjadikan kesenian ini layak ditonton.
Di Kabupaten Kediri terdapat beberapa kesenian Jaranan yang dapat dinikmati diantaranya Jaranan Senterewe, Jaranan Pegon, Jaranan Dor, dan Jaranan Jowo. Jaranan Jowo merupakan salah satu kesenian Jaranan yang mengandung unsur magis dalam tariannya. Dimana pada puncaknya penari akan mengalami TRANCE (kesurupan) dan melakukan aksi berbahaya yang terkadang di luar akal manusia. Sedangkan Jaranan Dor, Jaranan Pegon, dan Jaranan Senterewe lebih mengedepan kan kreatifitas gerak dengan iringan musik yang dinamis. Jaranan Senterewe merupakan jaranan yang digemari, karena dalam penampilannya selalu disertai hiburan lagu-lagu yang bernada diatonis. Seluruh kesenian jaranandi Kabupaten Kediri berada di bawah naungan Paguyuban Seni Jaranan (PASJAR) Kabupaten Kediri. Pemakeman Jaranan Kediri mengalami kendala karena hampir di setipa daerah terdapat kesenian ini, terutama daerah sekitar kediri, namun berbeda gerakanya. Perlu kajian sejarah untuk menetapkan pakem.


Kethek Ogleng
           Selain jaranan, Kediri juga punya kesenian khas yang lain. Bahkan, tari yang dicuplik dari kisah asmara Panji Asmarabangun dan Dewi Kilisuci tersebut juga sudah mendunia. Tapi sekarang tari ini terancam punah. Bagi komunitas seniman Kediri, nama Guntur sudah tidak asing lagi. Dedikasinya terhadap dunia seni bahkan sudah membawanya hingga ke berbagai negara di dunia. Memperkenalkan tari nasional ke seluruh dunia. Salah satunya adalah mempertontonkan tari Kethek Ogleng. Menurut Guntur, tari Kethek Ogleng sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Tari ini mengalami masa puncak pada era 70-an. Seiring berjalannya waktu, tari Kthek Ogleng perlahan-lahan mulai jarang ditampilkan. Pada era 90-an kegemaran masyarakat dan seniman mulai bergeser. Mereka lebih suka memainkan jaranan yang gerakan dan musiknya lebih sederhana. Tak heran bila saat ini warga Kediri lebih mengenal jaranan sebagai seni khas Kediri dibandingkan Kethek Ogleng. Apa yang membuat Kethek Ogleng menjadi kesenian khas Kediri? Guntur mengatakan sebenarnya tari tersebut berasal dari legenda Kota Kediri. Yaitu kisah percintaan Panji Asmorobangun dengan Dewi Sekartaji dalam Cerita Panji.
MAKANAN KHAS :
          Makanan khas dari Kota Kediri , yaitu gethuk pisang, tahu,(kita bisa memilih tahu kuning atau tahu putih), stick tahu yang semuanya berada di jalan Pattimura. Aneka makanan yang diolah dari 02 atau bekicot, seperti sate 02, keripik 02, Kreco, dapat di temui di daerah sekitar jalan Panglima Sudirman. Masih ada lagi makanan khas kota kediri, yaitu pecel kediri dan sambal tumpang kediri , serta nasi campur yang merupakan perpaduan antara sambal pecel dan sambal tumpang, makanan khas ini dapat anda jumpai di sepanjang jalan Dhoho saat malam menjelang, di jalan Dhoho juga terdapat banyak toko pakaian, aneka kerajinan dan swalayan - swalayan, jalan Dhoho ini ibarat jalan Malioboro di Yogyakarta, tapi versi Kota Kediri. Ke semua tempat itu berada pada satu jalur jalan yang saling berdekatan, dan tentunya berada di pusat kota. Juga masih terdapat Soto Kediri yang pedagangnya tersebar di penjuru kota Kediri. Disebelah barat sungai Brantas juga terlihat menggeliat tak kalah dengan timur sungai Brantas. Sebelah barat sungai merupakan pusat pemerintahan, pendidikan, bisa dilihat dari banyaknya jumlah sekolah sekolah yang berjajar rapi di Jl. Veteran Jl Penanggungan dan di Jl Kh Agus Salim ada kantor Pemerintahan depan Taman Sekartaji, kantor kejaksaan, hotel, juga kammpus IKIP. Perkembangan Ekonomi disebelah timur sungai didominasi dengan banyaknya pedagang oleh-oleh khas Kediri sedangkan dibarat Sungai didominasi dengan munculnya conter-conter hp yang merata sepanjang Jl.Kh agus salim, mungkin karena faktor banyaknya pelajar, mahasiswa, dan para pekerja yang melewati Jl. Kh Agus Salim. Agak ke utara ada Jl Gatot Subroto masuk kel. Mrican kec. Mojoroto ada pasar tradisional dekat pabrik gula Mrican.
Selai wisata kuliner, Kecamatan Kota Kediri masih memiliki tempat wisata religi dan sejarah, yaitu Masjid Setonogedong yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Majapahit, ini terbukti dari adanya relief pada tembok masjid. Tempat lain, yaitu komplek makan di Setonogedong yang banyak dikunjungi wisatawan untuk berziarah, makam Sunan Geseng di timur alun - alun Kota Kediri.

CIRI KHAS :
         Setiap daerah biasanya mempunyai logat bahasa yang khas. Hanya dari tutur bahasa saja Kita bisa menebak sesorang berasal dari daerah mana. Seperti logat Ngapak yang menandakan dari daerah Tegal, Banyumas, Purwokerto dan sekitarnya.
Logat Kedirian
Begitu juga Kediri, ada beberapa logat/kata-kata khas kediri antara lain “Peh” – e seperti huruf e pada kata Teh. Walaupun “Peh” bukan monopoli Kediri, karena di daerah karisidenan kediri seperti Nganjuk, Tulungagung terkadang juga dijumpai logat ini.
Contoh penggunaan “peh” :  Peh, Dani ngguuuaya saiki, wis sugih ga gelem aruh-aruh.
Logat khas kediri yang kedua adalah “Nda”, kata ini sering digunakan sebagai sapaan aja.
Misalkan: Piye Kabare Ndaa?
atau digabungkan dengan“peh”=> Peh, Gunung kelud apik tenan Nda..
sering juga keduanya digabungkan dengan logat jawa timuran:
Peh, Gunung kelud uuuapik nda..
Dulu ketika kuliah di Malang mahasiswa asal kediri sering disindir dengan sebutan “Peh” icon smile Logat Bahasa Khas Kediri
Sama-sama Jawa beda Logat Inilah Indonesia raya, walaupun sama-sama jawa memakai bahasa Jawa, logat masih berbeda.

Mungkin ada logat kediri yang lain tapi umum digunakan misal Cah untuk menyebut seseorang. Di Surabaya dan Malang meyebutnya Arek.
Peh, Wongkediri Ndaa.. ^_^

 

sumber : http://bappeda.kedirikota.go.id/gambaran-umum/
               http://sejahar.wordpress.com/budaya-kediri/
               http://id.wikipedia.org/wiki/Kediri,_Kediri
               http://wongkediri.net/khas-kediri/logat-bahasa-khas-kediri.htm

1 komentar: